Rabu, 20 Maret 2013

TEORI PERBANDINGAN

TEORI PERBANDINGAN SOSIAL (FESTINGER)
             
Dalam teori perbandingan sosial membedakan antara kenyataan fisik dengan kenyataan sosial. Apabila pendapat, sikap, dan keyakinan kita dapat di ukur secara fisik , berarti kita berhubungan dengan kenyataan fisik, sehingga kita tidaak perlu lagi berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap atau keyakinan kita tidak di dasarkan pada kejadian mudah di ukur, dan kalau dapat di temukan bukti-bukti yang mendukung atau mungkin membantah pendapat serta sikap keyakinan tersebut, maka kita berhubungan dengan keadaan sosial, dan ini dapat di ukur dengan secara baik, baik dengan cara berkomunikasi dengan orang lain yang kita anggap penting bagi kita. Jadi komunikasi klompok setiap kali timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan individu-individu untuk membandingkan pendapat, sikap, keyakinan  dan kemampuan mereka sendiri dengan orang lain
 
Menurut pendapat FESTINGER, dorongan yang kita rasakan untuk berkomunikasi tentang suatu kejadian dengan anggota lain dalam kelompok akan meningkat bila kita menyadari bahwa kita tidak setuju dengan suatu kejadian, apabila kejadian itu menjadi sangat lah penting dan apabila sikap keterikatan kelompok juga meningkat, sebagai anggota kelompok , kita lebih cenderung mengarahkan komunikasi kita tentang suatu kejadian pada mereka yang kelihatanya paling setuju dengan kita dalam hal kejadian tersebut. Kita juga cenderung untuk mengurangi komunikasi dengan mereka yang kita tidak ingin lagi ikut serta sebagai anggota kelompok. Jika ternyata anggota kelompok yang menjadi sasaran penyampaian pendapat-pendapat kita menunjukan gejala akan berubah.
SOSIAL dari festinger di atas di sadur dari GOLDBERG dan LARSON (1985;52)
 
CONTOH KASUS
 
Contoh Perbandingan Sosial dalam Kehidupan
Perbandingan sosial dalam fenomena mengantri
Dalam pengamatan saya, saya melihat adanya kesempatan diantara para pengantri, untuk melakukan perbandingan sosial posisinya, dengan mereka yang ada dalam antrian yang sama. Setiap pengantri, akan merasakan mereka berada dalam situasi krisis, atau menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Perasaan harga diri dalam situasi semacam itu, ternyata dapat kembali ditegakkan, jika mereka dapat membandingkan diri dengan posisi pengantri lain yang lebih buruk. Jadi para pengantri, bukan hanya menghitung berapa orang lagi yang ada di depan, melainkan juga berapa orang yang juga masih antri di belakang.
Antri, ternyata memprovokasi penarikan perbandingan sosial. Karena dalam antrian, akan terlihat dengan jelas, siapa yang memiliki posisi lebih baik dan siapa lebih buruk. Manusia selalu cenderung membandingkan, dimana posisinya, dengan melihat mereka yang posisi sosialnya berada atas dan di bawah. Sama seperti antrian, siapa posisinya di depan dan siapa di belakang. Pengamatan saya menunjukkan, perbandingan posisi ini berlaku, jika antrian klasik terbentuk, yakni masing-masing pengantri berdisi pada posisi berbaris ke belakang. Jika antrian diatur dengan nomor, seperti di ruang tunggu dokter atau di rumah sakit, fenomena perbandingan posisi sosial tidak muncul.
   
TEORI PERTUKARAN SOSIAL (Kelly dan Tbibaut)
             
Dalam buku mereka yang berjudul "The Sosial Phichology of Groups" Thibaut dan Kelly (dalam Goldberg dan Larson, 1985:54) memusatkan perhatian terutama pada kelompok yang terdiri dari 2orang anggota atau lebih. mereka merasayakin bahwa usaha memahami tingkah laku yang kompleks dari kelompok-kelompok besar mungkin dapat di peroleh dengan cara menggali pola hubungan 2orang. meskipun penjelasan mereka tentang pola tingkah laku 2orang bukan sekedar suatu pembahasan tentang proses komunikasi dalam kelompok 2anggota , beberapa rumusan mereka mempunyai relefansi langsung dengan study tentang komunikasi kelompok
            Model kelly dan thibaut mendukung asumsi-asumsi yang di buat oleh humans dalam teorinya tentang proses pertukaran sosial, dimana interaksi manusia mencangkup pertukaran sosial dan mencangkup pertukaran barang dan jasa, dan tanggapan yang muncul dari individu lainnya berkaitan dengan imbalan dan pengeluaran. apabila imbalan tidak cukup, atau apabila pengeluaran melebihi imbalan, interaksi akan terhenti atau individu-individu yang terlibat di dalamnya akan mengubah tingkah laku mereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari , imbalan dan pengeluaran menentukan interaksi di antara individu-individu. interaksi akan tetap terpelihara apabila imbalan tidak di bawa kepuasan mereka
 
CONTOH KASUS
 
Hubungan suami istri melalui sebuah ikatan pernikahan. Pola-pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Banyak perceraian diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu di antara mereka merasa tidak terjadi kecocokan dengan pasangannya serta merasa dirugikan dengan ikatan pernikahan tersebut. Fenomena perceraian sangat sering kita saksikan melalui layar televisi, perceraian selebritis. Bahkan buntut dari perceraian tersebut adalah sebuah pertikaian dimana antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Yang awalnya mereka saling mengumbar kasih sayang tetapi setelah bercerai malah saling melempar caci maki dan kebencian.
Sebuah ikatan antara suami istri dalam pernikahan harusnya dipandang sebagai sebuah ikatan suci dan sakral. Sebelum membangun komitmen dalam sebuah ikatan pernikahan seharusnya antara pria dan wanita harus saling mengenal satu sama lain. Alangkah baiknya jika sebuah pernikahan dilandasi oleh pemahaman agama yang baik. Dalam menjalani ikatan pernikahan seharusnya suami istri selalu berkomunikasi secara intens dan terbuka satu sama lain. Masing-masing pasangan juga harus saling memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pasangannya. Ketika pasangan tidak mampu dalam suatu hal maka alangkah bijaknya jika ia tidak menuntut hal tersebut diluar kesanggupan pasangannya. Komitmen-komitmen seperti inilah yang harus dikedepankan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berakibat pada perceraian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar