Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan sehari-hari.
Melalui kelompok memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman, pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.
Kelompok Primer : Keluarga.
Kelompok Sekunder : sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan dan
kelompok-kelompok lainnya yang sesuai minat dan ketertarikan kita.
Pengertian Komunikasi Kelompok
Michael Burgoon dan Michael Ruffner :
Komunikasi Kelompok sebagai interaksi tatap muka dari 3 atau lebih
individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga
semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya
dengan akurat.
Ada 4 (empat) elemen yang tercakup dalam defenisi tersebut :
Interaksi Tatap Muka
Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi
Maksud dan tujuan yang dikehendaki.
3 (Tiga) Kategori Norma Kelompok
1) Norma Sosial, mengatur hubungan diantara para anggota kelompok.
2) Norma Prosedural, mengurai secara rinci bagaimana kelompok beroperasi.
3) Norma Tugas, memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
Fungsi Komunikasi Kelompok
1) Fungsi Hubungan Sosial : perekat sosial antar anggota kelompok.
2) Fungsi Pendidikan : alat pertukaran pengetahuan dan pengalaman
3) Fungsi Persuasi : melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4) Fungsi untuk memecahkan masalah atau membuat keputusan.
5) Fungsi terapi seperti pada kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkoba dan lain-lain.
KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM PERSPEKTIF TEORITIS
1. TEORI PERBANDINGAN SOSIAL
Teori Perbandingan Sosial (Social Comparison Theory) Tindak komunikasi
dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari
individu untuk membandingkan sikap, pendapat, dan kemampuannya dengan
individu-individu lainnya.
Dalam teori perbandingan sosial ini, tekanan seseorang untuk
berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami
peningkatan, jika muncul ketidaksetujuan yang berkaitan dengan suatu
kejadian atau peristiwa; kalau tingkat pentingnya peristiwa tersebut
meningkat dan apabila hubungan dalam kelompok (group cohesiveness) juga
menunjukkan peningkatan. Selain itu, setelah keputusan kelompok
dibuat, para anggota kelompok akan saling berkomunikasi untuk
mendapatkan informasi yang mendukung atau membuat individu-individu
dalam kelompok lebih merasa senang dengan keputusan yang dibuat
tersebut.
Teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan
bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok mengalami
peningkatan atau penurunan.
Kelompok (Group Achievement Theory) Teori
percakapan kelompok sangat berkaitan erat dengan produktivitas kelompok
atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari
anggota (member inputs), variabel-variabel yang perantara (mediating
variables), dan keluaran dari kelompok (group output).
Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat
diidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan harapan-harapan
(expectations) yang bersifat individual. Sedangkan variabel-variabel
perantara merujuk pada struktur formal dan struktur peran dari kelompok
sperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang dimaksud dengan
keluaran atau output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas
atau tujuan kelompok.
Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi
perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok.
Perilaku, interaksi, dan harapan-harapan (input variables) mengarah pada
struktur formal struktur formal dan striktur peran (mediating
variables) yang sebaliknya variabel ini mengarah pada produktivitas,
semangat, dan keterpaduan (group echievement).
Sumber :
-Teori Komunikasi, S.Djuarsa Sendjadja, Ph.d.,dkk. Universitas Terbuka
-Teori komunikasi, Perspektif ragam & aplikasi, H.Syaiful Rohim, M.Si.
c
contoh kasus
contoh kasus
menemukan fakta menarik bahwa banyak
peristiwa penting yang berdampak luas disebabkan oleh keputusan
sekelompok kecil orang, yang mengabaikan informasi dari luar mereka.
Misalnya dalam peristiwa Pearl Harbour (1941), keputusan fatal diambil
karena mengabaikan informasi penting intelejen sebelumnya. Minggu-minggu
menjelang penyerangan Pearl Harbour di bulan Desember 1941 yang
menyebabkan Amerika Serikat terlibat Perang Dunia II, komandan-komandan
militer di Hawaii sebetulnya telah menerima laporan intelejen tentang
persiapan Jepang untuk menyerang Amerika Serikat di suatu tempat di
Pasifik. Akan tetapi para komandan memutuskan untuk mengabaikan
informasi itu. Akibatnya, Pearl Harbour sama sekali tidak siap untuk
diserang. Tanda bahaya tidak dibunyikan sebelum bom-bom mulai meledak.
Walhasil, perang mengakibatkan 18 kapal tenggelam, 170 pesawat udara
hancur dan 3700 orang meninggal.
Berdasarkan gejala-gejala yang ada, umumnya kelompok yang memiliki
semangkin banyak gejala yang ada ia akan semakin tidak baik. Para
anggota kelompok akan memberikan penilaian yang berlebihan terhadap
kelompoknya seperti kelompoknyalah yang paling benar. Selain itu
kelompok pemikiran individu akan tertutup oleh pemikiran kelompok.
Ketika suatu kelompok memiliki pikiran yang tertutup, kelompok ini tidak
akan mengindahkan pengaruh-pengaruh dari keluar kelompok. Akan selalu
ada tekanan untuk mencapai keseragaman, adanya ilusi bahwa akan adanya
kebulatan suara meskipun pada dasarnya ada di antara kelompok yang tidak
mendukung. Untuk mengatasi gejala-gejala pemikiran kelompok seperti itu
adalah dengan lebih banyak berpikir sebelum bertindak. Banyak contoh
kasus peristiwa komunikasi yang bisa dilihat dari teori ini diantaranya
adalah: ngototnya kepengurusan PSSI yang dipimpin oleh Nurdin Halid
untuk tidak mau mundur dari PSSI. Kelompok pendukungnya akan selalu
memiliki argumen-argumen yang selalu dilandasi oleh pemikiran kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar