Selasa, 19 Maret 2013

TEORI DISONANSI KOGNITIF



Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori komunikasi yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut.

Disonansi adalah sebutan ketidakseimbangan dan konsonansi adalah sebutan untuk keseimbangan. Brown menyatakan teori ini memungkinkan dua elemen untuk melihat tiga hubungan yang berbeda satu sama lain. Mungkin saja konsonan (consonant), disonansi (dissoanant), atau tidak relevan (irrelevan).

Hubungan konsonan(consonant relationship) ada antara dua elemen ketika dua elemen tersebut pada posisi seimbang satu sama lain. Hubungan disonansi(dissonant relationship) berarti bahwa elemen-elemennya tidak seimbang satu dengan lainnya

Hubungan tidak relevan(irrelevan relationship) ada ketika elemen-elemen tidakmengimplikasikan apa pun mengenai satu sama lain. Pentingnya disonansi kognitif bagi peneliti komunikasi ditunjukkan dalam pernyataan Festinger bahwa ketidaknyaman yang disebabkan oleh disonansi akan mendorong terjadinya perubahan.


Asumsi

Teori disonansi kognitif adalah menjelaskan mengenai keyakinan dan perilaku mengubah sikap. Teori ini berfokus pada efek inkonsistensi yang ada diantara kognisi-kognisi. 4 asumsi dasar dari teori ini: Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan perilakunya.. Penjelasan: menekankan sebuah model mengenai sifat dasar dari manusia yang mementingkan adalnya stabilitas dan konsistensi. Teori ini menyatakan bahwa orang tidak akan menikmati inkonsistensi dalam pikiran dan keyakinan mereka. Sebaliknya, mereka akan mencari konsistensi.

Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. Penjelasan: berbicara mengenai jenis konsistensi yang penting bagi orang. Teori ini tidak berpegang pada konsistensi logis yang kaku. Sevaliknya teori ini merujuk pada fakta bahwa kognisi-kognisi harus tidak konsisten secara psikologis(dibandingkan tidak konsisten secara logis).

Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan-tindakan dengan dampak yang dapat diukur. Penjelasan: menyatakan bahwa ketika orang mengalami inkonsistensi psikologis disonansi tercipta menimbulkan perasan tidak suka. Jadi orang tidak senang berada dalam keadaan disonansi, hal itu merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman.

Disonansi mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi Penjelasan: untuk menghindari situasi yang menciptakan inkonsistensi dan berusaha mencari situasi yang mengembalikan konsistensi. Jadi, gambaran akan sifat dasar manusia yang membingkai teori ini adalah sifat dimana manusia mencari konsistensi psikologis sebagai hasil dari rangsangan yang disebabkan oleh kondisi ketidaksenangan terhadap kognisi yang tidak konsisten.


Sumber 
TEORI KOMUNIKASI INTERPERSONAL - disusun oleh - ¨ Innas Hasna Haifa ¨ Rico A.L.Tuerah ¨ Miranti Octaviona ¨ Nadya Salma Zafirah ¨ Ochi Jayanti ¨ Raisha Khairunnisa ¨ Rumondang Rahel ¨ Clarinta Montmorency ¨ Rangga Bramanditya ¨ [ H u m a s B 2 0 0 9 ]

Contoh Kasus

 

 Benjamin Franklin adalah presiden Amerika Serikat ke-6, sebelumnya juga menjabat sebagai mentri keuangan pertama serta tokoh pendiri negara tersebut.

Temuan Benjamin Franklin
dalam suatu waktu pernah menyatakan bahwa dirinya pernah melecehkan salah satu anggota parlemen Pennsylvania, di lain kesempatan dilema itu datang, Franklin harus meminjam buku langka  yang dimiliki oleh anggota parlemen tersebut. Benjamin Franklin berupaya menenagkan dirinya, dan bertanya apakah dirinya dapat meminjam  buku tersebut, dan Franklin mengucapkan terima kasih.sejak itulah Benjamin Franklin dan anggotaparlemn tersebut bersahabat hingga anggota parlemen tersebut tutup usia.

Benjamin Franklin mengansumsikan bahwa apabila kita meminta bantuan kepada orang lain, dan mengucapkan terima kasih,  maka orang tersebut akan sedianya membantu kita untuk hal lain yang lebih besar di masa depan,  hal  ini jauh lebih baik dibangingkan kita menawarkan bantuan kepada mereka.

sumber gambar :
http://en.wikipedia.org/wiki/BenjaminFranklin

Teori  Dinsonansi Kognitif Pada The Benjamin Franklin Effects

Knox dan inkster (1979) mengatakan bahwa presepsi yang terjadi pada Benjamin Franklin pada saat itu merupakan salah satu bagian dari teori disonansi kognitif, yakni manusia  cendrung merubah sikap atau prilaku untuk menguasai atau menenagkan tensi atau disonansi terhadap pikiran, sikap, dan tindakan.

Penggunaan The Binjamin Effects

Dale Carnagie (1936) dalam bukunya ”How  to  Win  Friend  and  Influence  People”,  mengatakan  bahwa apabila  kita  meminta  bantuan  kepada  kolega  kita  itu  menunjukkan  bahwa  mereka  memilikiapa yang tidak kita miliki, dapat berupa kemampuan, keahlian, sumber daya atau apapun. hal tersebut merupakan sebuah cara untuk menjukan pengkuan, kekaguman, atau respek, sesuatu yang mungkin belum pernah mereka sadari dari diri kita sebelumnya. hal ini jua menumbuhkan opini mereka tentang kita dan membuat mereka membantu anda di lain kesempatan karena kebuutuhan untuk di kagumi dan mereka akan mulai menyukai atau cocok deengan anda.

Kesimpulan

kebutuhan tenang pertologan atau bantuan terasa sangat berarti bagi kita, namun kebutuhan akan pengakuan, perasaan dikagumi dan perasaan di butuhkan jauh lebih tinggi bagi oorang lain, hal ini yang dapat menyebabkanorangg dengan ikhlas dan sadar membantu sesuai dengan teori disonansi kognitif sebagai input seperti dilakukan oleh Benjamin Franklin, hal tersebut ditangkap secara sadar oleh resepiens sebagai sebuah penghargaan atass dirinya, maka persahabatan adalah outputnya.

sumber:
Referensi Carnegie,  Dale  (1964).  How  to  Win  Friend  and  Influence  People.  Copyright  renewed  by  Donna  Dale  Carnegie and Dorothy Carnegie. New York : Simon & Schuster. Jecker, J. & Landy, D. (1969). Liking a Person as Function of Doing Him a Favor. Human Relations. 22, pp.  371‐378.  Knox, R.E. & Inkster, J.A. (1968). Postdecision dissonance at Post Time.





































Tidak ada komentar:

Posting Komentar